Skip to main content

Tiga Sabda Nabi SAW tentang Dinar Dirham



Tiga Sabda Nabi SAW tentang Dinar Dirham


Ada sebuah pertanyan yang terus menggelitik: Bagaimana orang yang sudah disebut ulama dan hapal Qur’an tapi merasa sukarela atau  tidak terpaksa bahkan menghalalkan uang kertas?
The-retina-where-vision-begins.
Sedang  John F. Kennedy saja yang beragama Katholik merasa terpaksa hidup dalam sistem uang kertas. Ia pun dibunuh setelah intruksikan mencetak uang perak.

Menurut Henry Faizal Noor, dosen Universitas Indonesia yang menyelesaikan kuliah pascasarjana di St Louis University Amerika, Federal Reserve yang mencetak uang kertas dolar Amerika bukanlah lembaga negara Amerika Serikat, tetapi merupakan institusi swasta yang mngendalikan peredaran uang dolar.

Sebagai upaya untuk keluar dari sistem uang kertas yang dikendalikan Zionis tersebut, pada tahun 1963 Presiden J.F. Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk mencetak uang logam perak untuk mengakhiri kekuasaan The Fed. Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati terbunuh akibat ditembak.

Presiden Lyndon Johnson sebagai penerus kepemimpinan Amerika setelah John Kennedy, membatalkan keputusan Presiden Kennedy dan memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk menghentikan pencetakan mata uang perak sekaligus menarik mata uang perak dari peredaran untuk dimusnahkan  (Henry Faizal Noor, Ada Apa dengan Uang Kertas?: Dilema dan Agenda di Balik Ekonomi Uang Kertas, Penerbit Universitas Indonesia, 2014)

Selang 14 abad sebelum kemungkaran di balik sistem uang kertas yang dikendalikan zionis tersebut terungkap, Rasulullah saw bersabda:

”Akan tiba suatu masa pada manusia, pada masa itu tidak ada apapun yang bermanfaat selain dinar (uang emas) dan dirham (uang perak)” (Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal).

“Pada akhir zaman, manusia di masa itu semestinya memiliki dirham-dirham dan dinar-dinar untuk menegakkan urusan agamanya dan dunianya” (Hadits riwayat Imam Al-Tabrani),

“Akan datang suatu zaman kepada manusia, barang siapa tidak mempunyai yang kuning (uang emas) dan yang putih (uang perak), maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (H.R. Ath-Thabrani dalam al-Kabir 17415 (20/278).
Hamburger-pie-recipe.
Pada tahun 1992, Syekh Umar Vadillo (seorang muallaf kelahiran Spanyol), atas instruksi syekh Abdalqadir as-Sufi (sebelum menjadi muslim bernama Ian Dallas dan pernah menjadi penulis pada tv BBC  London), mencetak kembali dinar dan dirham di era modern ini. Cool.

Tiga Sabda Nabi SAW tentang Dinar Dirham VIDEO





Comments

  1. This Was A Great And Interesting Article, Exceptionally pleasant article Dinar Recaps

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apa itu Dinar dan Dirham?

Apa itu Dinar dan Dirham? Koin dinar emas adalah koin emas 22 karat (91,7%) dengan berat 4,25 gram yang dapat berfungsi sebagai alat investasi dan proteksi nilai kekayaan. Mengapa 4,25 gram? Hamburger-meat-pie. Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam bersabda “Timbangan mengikuti yang digunakan penduduk Mekah, Takaran mengikuti yang digunakan penduduk Madinah”. Dari hadits Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam tersebut, Dr. Qaradawi menyimpulkan bahwa berat 1 Dinar atau 1 Mithqal adalah sama dengan 4.25 gram timbangan saat ini ; sedangkan berat 1 Dirham adalah 2.975 gram. Mengapa 22 karat? Berikut adalah fakta-fakta sejarah: Semasa Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam masih hidup; beliau belum (memerintahkan ) mencetak Dinar Islam sendiri. Berarti Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Salam menggunakan Dinar yang diproduksi oleh dunia di luar Islam.  Apa yang ada sebelum Islam atau di luar Islam kemudian juga digunakan oleh beliau, maka  ini menjadi ketetapan atau taqrir...

Islamic Gold Dinar

Islamic Gold Dinar: The Historical Standard  Ahamed Kameel Abstract The-inner-workings-of-eye. Lately, there have been questions on what the standards for gold dinar and silver dirham are.  Since the dinar and dirham indeed formed the Shari’ah monetary standards from the time of the Prophet pbuh, our work can, therefore, only involve in the rediscovery of that classical standard.   Henceforth no parties or organizations can come up with their own standards. Since the Islamic gold dinar did not come into existence until after about 50 years of the Prophet’s pbuh demise, it is obvious from history that the solidus of the Eastern Roman Byzantine Empire was the monetary basis for the Shari’ah.   Hence the best way to determine the standard is to look at the definition given by its issuer, the Byzantine Empire.  Coins unearthed by archeologist cannot be relied upon for this purpose because such coins generally suffer from wear and possible temperin...